ADVERTISEMENT

Sore merayap perlahan di garis cakrawala ketika sawah yang baru tergenang mulai memantulkan warna keemasan langit. Di tengah ketenangan itu muncul suara khas yang hanya lahir pada musim tertentu: teot teblung, paduan suara katak yang bersaut-sautan dari setiap sudut pematang. Suara itu seolah menjadi tanda mulai berdenyutnya kehidupan baru di persawahan.

Air yang mengisi petak-petak sawah adalah halaman pertama dari kisah panjang musim tandur. Lumpur yang lembut menyambut langkah para petani, yang sejak generasi ke generasi terbiasa menanam harapan pada hamparan tanah ini. Gerakan tangan mereka yang menancapkan bibit padi terasa seperti ritual tua yang masih bertahan, diam-diam menyambung cerita yang sama dari masa ke masa.

Di antara riuh teot teblung itu, ada pesan yang tak diucapkan namun terasa kuat: Siapa yang menanam, dialah yang akan menuai.

Petani memahami bahwa tidak ada hasil instan. Tanah harus dipersiapkan, air harus cukup, benih harus dipilih, dan sabar harus dilipat berkali-kali. Mereka tidak menuntut kepastian, tetapi percaya pada proses, pada kerja yang diletakkan hari demi hari. Alam pun merespons, kadang lembut, kadang keras, namun Tuhan Yang Maha Adil selalu adil bagi yang tidak berhenti berusaha.

Begitu pula dengan hidup kita. Kita menanam hal-hal yang sering tak terlihat: niat baik, upaya kecil yang konsisten, waktu yang kita berikan, dan tekad yang kita rawat. Dan pada akhirnya, hidup akan memberi panen sesuai dengan apa yang kita tanam. Tidak lebih, tidak kurang.

Senandung teot teblung di senja sawah itu adalah cara alam mengingatkan kita bahwa semuanya bergerak dalam siklus. Ada waktu menanam dan ada waktu memanen. Ada usaha yang dilakukan dalam diam dan ada hasil yang datang ketika sudah pantas datang.

Ketika panen tiba, petani tak pernah lupa bahwa semuanya berawal dari satu gerakan sederhana: menanam.

Dan hidup pun, pada dasarnya, adalah rangkaian dari tandur-tandur kecil yang kita lakukan setiap hari. Apa pun yang kita rawat dengan sungguh akan kembali kepada kita pada waktunya.


Penulis: ChatGPT

Prompt Engineer: Muhammad Hanif

ADVERTISEMENT